Selasa, 23 Agustus 2011

Alasan Kenapa Remaja Harus Jaga Keperawanan dan Keperjakaan



Masalah keperawanan atau keperjakaan dalam budaya populer bukan lagi dianggap hal yang sakral. Tapi meski begitu, himbauan klasik untuk menjaga keperawanan dan keperjakaan tak hanya terkait norma tapi lebih dari itu punya manfaat kesehatan yang besar.
Anak-anak remaja biasanya paling sering menanyakan mengapa harus menjaga keperawanan atau keperjakaan? Survei di Amerika bahkan menemukan anak remaja kadang mempunyai kecurigaan yang berlebihan bahwa teman sebayanya sudah aktif secara seksual terutama anak laki-laki.

Tapi survei juga menunjukkan remaja yang melakukan seks lebih dini kebanyakan menyesal karena tidak menunggu lebih lama untuk menjaga keperawanan atau keperjakaanya.
Dokter J. Thomas Fitch dalam buku Questions Kids Ask About Sex, yang diterbitkan ANDI, Kamis (23/12/2010) mengatakan ada sejumlah alasan yang baik mengapa remaja harus menjaga keperawanan atau keperjakaannya:
  1. Potensi hamil atau menghamili orang lain yang harus ditanggung tapi secara mental belum siap.
  2. Ancaman Infeksi Menular Seksual (IMS) sudah merajalela sehingga membuat seseorang rentan terinfeksi.
  3. Menjaga keperawanan atau keperjakaan adalah cara yang 100 persen efektif untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan atau penyakit  infeksi seks.
  4. Beberapa penyakit menular seksual bisa menyebabkan kemandulan akibat kerusakan pada saluran indung telur. Hal ini bisa membuat seseorang mustahil untuk hamil kelak.
  5. Ancaman penyakit IMS akibat human papillomavirus (HPV) bisa mengakibatkan kanker leher rahim.
  6. Masalah emosional akhirnya menjadi lebih labil
  7. Seks bebas bisa mempengaruhi hubungan pernikahan di masa depan.
  8. Sebagian besar remaja, khususnya perempuan tidak menilai dirinya menjadi lebih baik setelah terlibat kegiatan seks.
  9. Remaja yang aktif secara seksual cenderung lebih mudah depresi, terlibat minuman keras, merokok dan narkoba.
  10. Berhubungan seks terlalu dini bisa mempengaruhi reputasi serta hubungan dengan orangtua.
  11. Dua dari tiga remaja yang melakukan hubungan seks menyatakan penyesalan dan berandai-andai jika ia mau menunggu hingga waktu yang tepat. (ver/ir)

Tidak ada komentar: