Sumenep - Bangkai Kapal perang Fyenoord milik Belanda yang ditemukan di perairan Pulau Giliraja, Kabupaten Sumenep, Madura, diduga masih menyimpan bom aktif.
Komandan Lanal Batu Poron Madura Letkol Murcoriyono, Kamis (17/03/2011) menjelaskan, dari hasil penelitiannya, dalam kapal tersebut diperkirakan masih terdapat bom aktif, mengingat kapal itu adalah kapal perang yang digunakan saat PD I dan PD II.
"Bahkan kami memperkirakan tidak hanya bom, bisa saja ada sejumlah peluru, senapan dari berbagai jenis, dan amunisi-amunisi lain. Dan kami menduga, kondisi bom, peluru dan senapan itu masih aktif meskipun sudah terkubur bertahun-tahun lamanya," katanya.
Ia mengatakan, saat ini bom, senapan dan peluru itu terbungkus oleh karang, sehingga dari kejauhan tidak bisa kelihatan oleh sejumlah nelayan. "Makanya kami meminta masyarakat tidak mendekati kapal tersebut, sampai ada kepastian kalau amunisi perang seperti bom, senjata, peluru, meriam sudah jinak," ujarnya.
Hanya saja, imbuhnya, pihaknya belum bisa memastikan jenis bom dan peluru yang ada dalam kapal buatan 1914 itu. "Masih perlu pengkajian secara mendalam. Ini kan laporan baru masuk. Kami akan telaah," imbuhnya.
Lebih lanjut Murcoriyono mengatakan akan mengirim tim ke lokasi tersebut untuk melihat keberadaan kapal, termasuk juga untuk menjinakkan bom tersebut. "Bom itu perlu dijinakkan. Kami khawatir meledak dan memakan korban," tuturnya.
Sementara itu, kepala Disbudparpora M. Nasir menjelaskan, pihaknya memang sudah melakukan kordinasi dengan pihak Lanal Batu Poron Madura. "Dan kami memang sudah meminta pada masyarakat agar tidak mendekati kapal tersebut. "Saya juga meminta agar masyarakat nelayan tidak melakukan aktifitas di daerah penemuan kapal perang itu," katanya.
Ia menambahkan, dalam waktu dekat akan ada tim dari TNI AL yang akan datang ke tempat tersebut. "Ini untuk melihat langsung dan meneliti keberadaan amunisi di dalam kapal," ujarnya.
Namun Nasir memastikan jika bangkai kapal tersebut tidak akan diangkat ke permukaan, karena memakan biaya besar. "Kami justru tertarik menyulapnya menjadi wisata bawah air," terangnya.
Sebelumnya, bangkai kapal perang jaman Belanda ditemukan di perairan pulau Giliraja kabupaten Sumenep.
Kapal tersebut bernama 'Fyenoord' dengan nomor lambung 455-456, buatan tahun 1914 di Rotterdam Belanda. Karena posisi kapal berada di dasar laut dalam waktu sangat lama, maka sudah dikelilingi karang laut serta banyak hidup ikan besar di dekatnya.
Kapal dengan panjang 50 meter dan lebar 7 meter itu yang terlihat dari permukaan dasar laut setinggi 1,5 meter. Selebihnya masih tertutup lumpur, sehingga belum diketahui berapa tepatnya tinggi kapal.
Lokasi penemuan bangkai kapal tersebut, di sebelah barat daya Pulau Giliraja dan jaraknya sekitar 800 meter dari bibir pantai pada kondisi air laut surut. [beritajatim/lal]]
Komandan Lanal Batu Poron Madura Letkol Murcoriyono, Kamis (17/03/2011) menjelaskan, dari hasil penelitiannya, dalam kapal tersebut diperkirakan masih terdapat bom aktif, mengingat kapal itu adalah kapal perang yang digunakan saat PD I dan PD II.
"Bahkan kami memperkirakan tidak hanya bom, bisa saja ada sejumlah peluru, senapan dari berbagai jenis, dan amunisi-amunisi lain. Dan kami menduga, kondisi bom, peluru dan senapan itu masih aktif meskipun sudah terkubur bertahun-tahun lamanya," katanya.
Ia mengatakan, saat ini bom, senapan dan peluru itu terbungkus oleh karang, sehingga dari kejauhan tidak bisa kelihatan oleh sejumlah nelayan. "Makanya kami meminta masyarakat tidak mendekati kapal tersebut, sampai ada kepastian kalau amunisi perang seperti bom, senjata, peluru, meriam sudah jinak," ujarnya.
Hanya saja, imbuhnya, pihaknya belum bisa memastikan jenis bom dan peluru yang ada dalam kapal buatan 1914 itu. "Masih perlu pengkajian secara mendalam. Ini kan laporan baru masuk. Kami akan telaah," imbuhnya.
Lebih lanjut Murcoriyono mengatakan akan mengirim tim ke lokasi tersebut untuk melihat keberadaan kapal, termasuk juga untuk menjinakkan bom tersebut. "Bom itu perlu dijinakkan. Kami khawatir meledak dan memakan korban," tuturnya.
Sementara itu, kepala Disbudparpora M. Nasir menjelaskan, pihaknya memang sudah melakukan kordinasi dengan pihak Lanal Batu Poron Madura. "Dan kami memang sudah meminta pada masyarakat agar tidak mendekati kapal tersebut. "Saya juga meminta agar masyarakat nelayan tidak melakukan aktifitas di daerah penemuan kapal perang itu," katanya.
Ia menambahkan, dalam waktu dekat akan ada tim dari TNI AL yang akan datang ke tempat tersebut. "Ini untuk melihat langsung dan meneliti keberadaan amunisi di dalam kapal," ujarnya.
Namun Nasir memastikan jika bangkai kapal tersebut tidak akan diangkat ke permukaan, karena memakan biaya besar. "Kami justru tertarik menyulapnya menjadi wisata bawah air," terangnya.
Sebelumnya, bangkai kapal perang jaman Belanda ditemukan di perairan pulau Giliraja kabupaten Sumenep.
Kapal tersebut bernama 'Fyenoord' dengan nomor lambung 455-456, buatan tahun 1914 di Rotterdam Belanda. Karena posisi kapal berada di dasar laut dalam waktu sangat lama, maka sudah dikelilingi karang laut serta banyak hidup ikan besar di dekatnya.
Kapal dengan panjang 50 meter dan lebar 7 meter itu yang terlihat dari permukaan dasar laut setinggi 1,5 meter. Selebihnya masih tertutup lumpur, sehingga belum diketahui berapa tepatnya tinggi kapal.
Lokasi penemuan bangkai kapal tersebut, di sebelah barat daya Pulau Giliraja dan jaraknya sekitar 800 meter dari bibir pantai pada kondisi air laut surut. [beritajatim/lal]]
Sumber
Inilah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar