Jumat, 15 Juli 2011

Bekerja di Kapal Selandia Baru, ABK Indonesia Dipanggil 'Babi' & 'Monyet'


Cerita miris menimpa anak buah kapal (ABK) asal Indonesia yang bekerja di Selandia Baru. Mereka menjadi korban kekerasan sekaligus perlakuan kurang pantas dari atasannya. Kata-kata kasar pun kadang terlontar.

Dilansir media lokal One News, Jumat (15/7/2011), kisah ini baru terungkap setelah Kementerian Kelautan Selandia Baru melakukan penyelidikan serius tentang kondisi para kru dari negara lain yang bekerja di kapal penangkap ikan di negeri kiwi tersebut.


Dari investigasi diketahui, ada ABK asal Indonesia yang bekerja tanpa standar pengamanan yang baik. Bahkan praktik kekerasan sudah terjadi berbulan-bulan.

Salah seorang WNI penangkap ikan, Sunardi, mengatakan kepada One News telah menjadi korban kekerasan dan belum digaji secara pantas.

"Setiap hari mereka memanggil kami dengan sebutan monyet, kotoran dan babi," ujarnya.
ABK asal Indonesia lainnya bernama Sodikan bahkan mengaku pernah dipukul di bagian belakang kepala.

"Mereka juga menggunakan kaki untuk menendang, termasuk saya," ucap Sodikan.

Isu ini mencuat setelah tiga awak kapal asal Indonesia tewas tenggelam di kapal bernama Oyang 70. Lokasi tenggelamnya kapal berada sekitar 800 km di sebelah tenggara Dunedin, Selandia Baru.

Pihak yang bertanggung jawab atas insiden tersebut adalah Southern Storm Fishing, perusahaan asal Christchurch, Selandia Baru. Kini, kapal penangkap ikan Oyang 75, sebagai pengganti kapal Oyang 70 sedang dalam proses penyelidikan setelah para awak kapal asal Indonesia menolak bekerja di kapal tersebut.

Sebagai informasi, ada sekitar 2.500 pekerja asal Indonesia, Vietnam dan Filipina yang bekerja di perusahaan penangkap ikan Selandia Baru. Rata-rata semua mendapat perlakuan kasar dan dipaksa bekerja tanpa istirahat. Bahkan hanya mendapat penghasilan US$ 260 hingga US$460.

sumber
detik,com

Tidak ada komentar: